Posted by : Khoirul Abdullah
November 2, 2012
Pengertian Perencanaan
adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi,
terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan hubungan antara
tujuan dan keputusan – keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan
program.
Perencanaan merupakan hal yang harus kita pahami ketika belajar mengenai Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Tanpa memahami makna dari perencanaan itu sendiri, perencanaan suatu wilayah atau kota tidak akan berjalan dengan lancar.
empat tahap dasar perencanaan
Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur
sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan
penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan
datang. Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan
berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk
memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang
terintegrasi.
Menurut Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau
merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau
oleh orang/badan yang di wakili oleh perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi
: Analisis, kebijakan dan rancangan.
Ciri-ciri pokok dari perencanaan umum mencakup serangkaian
tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan di masa
datang dan semua perencanaan mencakup suatu proses yang berurutan yang dapat di
wujudkan sebagai konsep dalam sejumlah tahapan.
Karena tindakannya berurutan, berarti ada tahapan yang
dilalui dalam perencanaan, antara lain :
1. Identifikasi Persoalan;
1. Identifikasi Persoalan;
2. Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga
target-target yang kuantitatif;
3. Proyeksi keadaan di masa akan datang;
4. pencarian dan penilaian berbagai alternative;
5. penyusunan rencana terpilih.
Syarat-Syarat perencanaan yang baik :
- Logis, masuk akal;
- Realistik, nyata;
- Sederhana;
- Sistematik dan ilmiah;
- Obyektif;
- Fleksibel;
- Manfaat;
- Optimasi dan efisiensi.
Syarat-syarat perencanaan tersebut ada karena :
- Limitasi dan kendala;
- Motivasi dan dinamika;
- Kepentingan bersama;
- Norma-norma tertentu.
Faktor-faktor dasar perencanaan :
- Sumber daya (alam, manusia, modal, teknologi);
- Idiologi dan falsafah;
- Sasaran dari tujuan pembangunan;
- Dasar Kebijakan;
- Data dan metode;
- Kondisi lingkungan, sosial, politik dan budaya.
Perencanaan merupakan hal yang harus kita pahami ketika belajar mengenai Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Tanpa memahami makna dari perencanaan itu sendiri, perencanaan suatu wilayah atau kota tidak akan berjalan dengan lancar.
empat tahap dasar perencanaan
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
. Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya
sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
.
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di
capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan
adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa,
rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih
lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data
statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
.
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren
dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di
waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
.
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Rencana Operasional
Tujuan rencana operasional diturunkan dari tujuan dan rencana
taktis. Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih
pendek dan banyak melibatkan manajemen tingkat bawah.
Perencanaan operasional (operational planning), memusatkan
perhatiannya efisiensi,yang pada operasi berkenaan operasi sekarang dan
terutama bukan effektivitas
Rencana Strategik
Perencanaan strategik (strategic planning) adalah proses pemilihan
tujuan-tujuan suatu pembangunan; penentuan strategi, kebijaksanaan dan
program-program strategik yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut;
dan penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa
strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan.
Faktor Waktu dan Perencanaan
Factor waktu dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal, yaitu:
1. waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2. waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa
sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini
tergantung pada sumber daya yang tersedia dan derajat ketetapan
perencanaan manajemen.
Rencana jangka pendek, menengah dan panjang
Rencana – rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu
hari sampai satu tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai
rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana-
rencana jangka panjang mengikuti kegiatan selama dua sampai lima tahun,
dengan beberapa rencana yang diproyeksikan dua puluh lima tahun atau
lebih dimasa yang akan datang. Perencanaan jangka panjang berkenaan
dengan perencanaan strategic.
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
Bidang-Bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.
Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
MANAGEMEN BY OBJECTIVE (MBO) oleh Peter Drucker :
Berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi Pasar, Inovasi, Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :
Strategi program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus spesifik dan dapat diukur
Kekuatan Dan Kelemahan MBO
Kebaikan-kebaikan program MBO :
Kelemahan-kelemahan MBO, mempunyai 2 katagori :
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
- Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
- Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
- Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
- Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
- Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
- Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
- Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
- Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
- Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yaitu :
- Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
- Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
- Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
- Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi
- Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
- Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan harganya
- Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
- Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing
- Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
- Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
- Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
Bidang-Bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus menetapkan tujuan :
- Posisi Pasar
- Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan keluaran organisasi
- Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku
- Profitabilitas
- Inovasi
- Prestasi dan Sikap Karyawan
- Prestasi dan Pengembangan Manajer
- Tanggung Jawab Sosial dan Publik
Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.
Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi.
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
- Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
- Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah
- Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal
- Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
- Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
- Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
- Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.
MANAGEMEN BY OBJECTIVE (MBO) oleh Peter Drucker :
Berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Bidang pokok tujuan adalah : Posisi Pasar, Inovasi, Produktivitas, Sumber Daya Fisik Serta Keuangan.
MBO dapat dicapai melalui beberapa upaya untuk efektivitas dari program MBO (unsur evektifitas MBO) , yaitu :
- Pendidikan dan pelatihan bagai manajer
- Keterikatan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi
- Pelaksanaan umpan balik secara efektif
- Didorong adanya peserta dari bawahan
Strategi program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Rangkaian tujuan sebagai bagian proses MBO harus spesifik dan dapat diukur
Kekuatan Dan Kelemahan MBO
Kebaikan-kebaikan program MBO :
- Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
- Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer menetapakan tujuan dan sasaran
- Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
- Membuat individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi
- Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu
Kelemahan-kelemahan MBO, mempunyai 2 katagori :
- Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta meningkatkan banyaknya kertas kerja
- Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
- Gaya dan dukungan manajemen
- Penyesuaian dan perubagan MBO
- Keterampilan- Keterampilan antar pribadi
- Deskripsi jabatan
- Penetapan dan pengorganisasian tujuan
- Pengawasan metoda pencapaian tujuan
- Konflik anatara kreativitas dan MBO
Perbuatan Keputusan
TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg
berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan
pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2.Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan
yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan
membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.
3.Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg
tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan
biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal
yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan
tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Proses Pembuatan Keputusan
Melakukan Pembuatan Keputusan merupakan ciri yang memainkan suatu
peran penting dalam kehidupan setiap manusia. Setiap tindakan yang
diambil oleh setiap individu memiliki latar belakang yang mendalam dari
sebuah proses pembuatan keputusan itu sendiri. nampaknya berbagai
keputusan yang dilakukan seseorang menunjukkan seberapa kuat dirinya.
Akan tetapi kita tak punya cukup waktu untuk meneliti dan mencermati
semua aspek dadi suatu situasi situasi untuk membuat keputusan yang
tepat baginya. Kadang-kadang kita harus mengambil tindakan seketika yang
dapat meningkatkan hidup kita atau malah menghancurkan hidup kita
sendiri, karena kita tak mampu menggunakan seluruh sumber daya kita.
Kita bahkan tidak memiliki cukup waktu untuk menganalisis bagian yang
benar dan yang saja, yang tepat dan yang kurang tepat. Oleh sebab itu,
kita hanya mendapatkan suatu pandangan dan gambaran yang luas dan
sekilas mengenai akibat dari tindakan tertentu. Sebelum melangkah lebih
jauh marilah kita mencermati sebuah penelitian yang dilakukan oleh
seorang ahli psikologi…menurut psikolog Swiss Jean Piaget dalam bukunya
The Moral Judgement of the Child 1932, yang menyingkapkan bahwa
anak-anak memulai penalaran dalam suatu situasi yang ditandai oleh
aturan-aturan yang ketat dan ketaatan terhadap otoritas sehingga anak
tidak mengikuti persepsi orang lain lain, tetapi melakukan keinginannya
sendiri yang dipaksakan kepada orang lain. Hal ini mengantarkan anak
kepada tangggung jawab obyektif yang karenanya anak-anak berpikir lebih
mengenai akibat-akibat dari berbatai tindakan ilegal dari pada orangtua.
Realisme moral merupakan faktor lain yang membangun keadilan imanan
pada diri anak dengan anak lebih takut kepada hukuman. Di samping
lingkungan sosial dari seorang anak juga mempengaruh pendekatan
moralnya. karena kekuatan diwariskan dari atas ke bawah maka anak dengan
mudah mengadopsi apa yang diberikan kepada mereka. Pengalaman-pengelama
orang dewasa membuat anak memutuskan mana yang baik dan mana yang
buruk. Jika seorang anak tetapi dalam sebuah lingkungan atau perusahaan
yang kotup, ia akan cenderung melepaskan prinsip oralnya sendiri. Anak
justru mengambil pegnalaman dan teknik dari orang dewasa untuk membangun
lingkungan yang sama. Di saming jika anak lingkungan yang baik yang
sangat disiplin, maka ia akan menerimanya dengan cara yang sama.
Keputusan yang dilakukan anak-anak juga dipengaruhi oleh pola pendidikan
yang diperoleh anak-anak. Hampir sepanjang waktu pendidikan sanga
mempengaruhi psikologi anak-anak dalam hal positif tetapi pendidikan
juga dapat berfungsi sebaliknya jika anak tak memperoleh cukup status,
posisi atau apresiasi bahkan setelah melakukan upaya yang sungguh.
Ketika anak belajar perbedaan moralitas dan berbagai peraturan,
pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan di benaknya. Anak-anak melihat
segala sesuatu secara kritis dalam terang nilai-nilai moralitas dan
konvensi. Jika anak menemukan struktur yang berjalan secara efektif
menurut nilai-nilai ini, maka aia menerima dan mempertahankan
nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu yang standar. Namun jika anak
menemukan peraturan tersebut dalam situasi yang berbeda, mentalnya akan
terpengaruh secara jelek. Mereka kemudian dengan susah payah menganut
sesuatu yang bersifat kontradiktif dalam pikirannya. Karenaitu pembuatan
keputusan yang otonom dapat dipelajari dalam terang penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Jean Piaget. Akan tetapi, dalam rangka memahami
semuanya yang disebutkan di atas sehubungan dengan seorang pribadi
adalah pekerjaan yang sulit namun biasanya berbagai kegiatan pribadi
tersebut dapat mengungkapkan persepsi, gagasan dan pendekatannya
terhadap orang lain. Pembuatan keputusan anonom dapat juga dicermati
melalui berbagai kemampuan dari setiap orang. Maka kesimpulannya ialah
bahwa biasanya keputusan otonom bergantung pada pendekatan individu.
Justru batasan-batasan sosial-lah yang mempengaruhi pembuatan keputusan
seseorang. Karena itu hal terpentingyang perlu kita catat di tengah
perubahan masyarakat adalah memberikan perhatian yang besar terhdap
lingkungananak-anak, pengembangan, perlakuan dan pola asuh. Karena
anak-anak inilah yang nantinya akan menjalankan kehidupan masyrakat. Hal
terpenting yang perlu kita lakukan adalah memperkuat kepribadian mereka
dalam rangka membangun suatu masyarakat yang berhasil melalui
pendidikan yang tepat sejak usia dini.
KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSANPara manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
- 1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Kebaikan | Kelemahan |
|
1. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau
tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena
kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat
menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab
dan saling melempar tanggung jawab.
|