Posted by : Khoirul Abdullah
November 12, 2012
1.
PENGERTIAN WEWENANG,KEKUASAAN DAN PENGARUH
Wewenang (authority)
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang
secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok
wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda
formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun
organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar
kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang
resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga
tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh
pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah
sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti
kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.
Kekuasaan tidak sama
dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi
Secara umum ada dua
bentuk kekuasaan:
1. Pertama kekuasaan
pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar
pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan
posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.
Kekuasaan berkaitan erat
dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan
perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
Kekuasaan berkaitan erat
dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang
menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
2.
STRUKTUR LINI DAN STAF
Organisasi
Lini dan Staf: staf
merupakan individu atau kelompok dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya
memberikan saran dan pelayanan terhadap fungsi lini. Karyawan staf atau staf
departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau
departemen.
Struktur Lini dan Staff – meskipun struktur lini sesuai untuk
kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif
untuk organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff
memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana
informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan
spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat.
Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur
organiasai ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena
lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
3.
WEWENANG LINI, STAFF DAN FUNGSIONAL
Dimiliki oleh manajer
lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi secara
langsung. Dalam bagan
organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan
manajemen puncak sampai
ke manajemen tingkat bawah.
Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang
atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini.
Staff ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staff
ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan
analisis yang diperlukan,termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan
pengendalian.
Wewenang Fungsional
Kadang organisasi
mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional.
4.
DELEGASI WEWENANG
Dapat diartikan sebagai
penugasan wewenang dan tanggung jawab formal organisasi
kepada orang lain, dalam
hal ini karyawan. Wewenang dapat didelegasikan sesuai dengan prinsip skalar
dari manajemen klasik, yang mengatakan bahwa garis wewenang harus ditetapkan
denganjelas dari manajemen puncak sampai karyawan paling bawah. Delegasi wewenang
bukan merupakan pelepasan tanggung jawab.
5.
SENTRALISASI
Sentralisasi adalah
memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak
pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di
Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem
sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah
dihasilkan oleh
orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan
untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana
pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan
dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
6.
DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah
pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer
atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan
yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi
daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus
diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah
daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan
kebijakan yang berada didaerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur
tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi
pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana
wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan golongan dan kelompok serta
digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi
karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.